KOMUNIKASI
DALAM KONSELING
Tugas
ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Psikologi Konseling
yang diampu oleh : Iip Istirahayu,M.Pd.
Disusun
Oleh :
Aldwi
Septri Zulni NIM : 11308501150001
Insiyatun
Qonitha NIM : 11308501150005
Wiwit
Hayu Ningrum NIM : 11308501150021
PROGRAM
STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(
STKIP ) SINGKAWANG
TAHUN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Kasih dan juga Rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah sebagai salah satu bahan penunjang materi pembelajaran mata kuliah “Psikologi Konseling”. Melalui
makalah ini kami mencoba memberikan penjelasan mengenai “Komunikasi Dalam Konseling”. Terima
kasih kepada Ibu Iip
Istirahayu, M.Pd, sebagai Dosen Mata Kuliah ini.
Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan kami, makalah yang kami susun ini belum lah sempurna.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk
pembuatan makalah selanjutnya.
Singkawang, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL....................................................................................... i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ..ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ .1
- Latar Belakang....................................................................................... 1
- Rumusan Masalah................................................................................ ..1
- Tujuan Penulisan.................................................................................. ..1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 5
A.
Definisi Komunikasi..............................................................................
5
B.
Keterampilan Komunikasi.....................................................................
6
1.
Penghampiran................................................................................. 6
2.
Empati............................................................................................ 7
3.
Merangkumkan............................................................................... 7
4.
Bertanya.......................................................................................... 8
5.
Kejujuran........................................................................................ 9
6.
Asertif............................................................................................. 9
7.
Konfrontasi.................................................................................... 10
8.
Pemecahan Masalah....................................................................... 10
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
A.
Kesimpulan..........................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam bimbingan dan konseling, sebagai seorang konselor kita perlu
menguasai keterapilan- keterampilan dalam berkomunikasi agar terjalinnya
hubungan yang baik dan akrab antara konselor dan klien, dengan demikian
akan terjadinya keterbukaan diri antara konselor dan klien sehingga komunikasi
yang berlangsung dalam bentuk dua arah, atau adanya umpan balik. Sebagai seorang konselor perlu untuk paham dengan cara memperlihat kan
komunikasi kita secara non- verbal dengan baik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi dari komunikasi
?
2.
Apa saja keterampilan dalam
komunikasi dalam konseling ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui definisi
dari komunikasi.
2.
Untuk mengetahui apa saja keterampilan
komunikasi dalam konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
komunikasi
Menurut Jalaluddin Rahmat, komunikasi sangat esensial
untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang telah ditelaahnya dengan baik. Dan dia menyimpulkan bagi setiap manusia
komunikasi tersebut sangat penting. Menurutnya ada dua hal yang penting, yaitu
:
1. Penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
sebab kurangnya informasi menurut ahli social bahwa kurangnya komunikasi akan
mengahambat perkembangan kepribadian. Untuk itu seorang konselor dituntut untuk
menjadi model psikologi yang baik kepada kliennya. Seperti yang telah kita
ketahui di bab “konselor dalam konseling”.
2. Komunikasi sangat erat kaitannya dnegna
perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Namun Komunikasi menurut kamus besar
bahasa Indonesia adalah hubungan atau kontak. Untuk itu dalam berkomunikasi
memiliki beberapa unsure. Yaitu komunikan (penerima pesan dalam berkomunikasi),
komunikator (yang menyampaikan), ada pesan atau isi yang disampaikan. Untuk itu
komunikasi merupakan landasan bagi berlangusngnya suatu konseling. Oleh sebab
itu komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pemindahan informasi antara
dua orang manusia atau lebih dengan menggunakna symbol-simbol bersama.
Komunikasi akan lebih efektif apabila tercapai saling pemahaman yaitu pesan
yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh si penerima.
Secara umum proses komunikasi sekurang-kurangnya mengandung lima unsure yaitu :
Secara umum proses komunikasi sekurang-kurangnya mengandung lima unsure yaitu :
a.
Siapa yang berbicara (pemberi pesan )
b.
Mengatakan apa (isi pesan)
c.
Dengan cara apa (media)
d.
Kepada siapa (penerima pesan)
e.
Hasilnya apa (umpan balik). Dalam konseling harus
tercipta adanya komunikasi dialogis, yang pihak yang satu atau pemebr pesan dan
penerima pesan memiliki peranan sebagai komunikator. Yaitu sbegai pemberi
seklagus penerima pesan dan sebagai peneima seklagus pemberi pesan. Dengan arus
umpan balik yang tepat maka kekurangan dan kesalahan akan terkoreksi dalam
komunikasi yang bersifat dialogis. Namun agar komunikasi dapat berlangsung
secara baik maka harus mengandung hal-hal seperti berikut ini :
1)
Ada gagasan yang ingin disampaikan oleh sipemberia dalam
hal ini yaitu konselor
2)
Gagasan itu harus dinyatakan dalam suatu bentuk untuk
dikirim
3)
Ada alat untuk mneyampaikan pesan
4)
Ganguan-ganguan pesan harus dihindari
5)
Pesan harus sampai diterima oleh sipenerima
6)
Adanya penafsiran secara tepat oleh pihak penerima
7)
Adanya tindak lanjut dari penerima, yaitu melkaukan
tindakan.
B. Keterampilan Komunikasi
Dalam
konseling ada yang namanya keterampilan-keterampilan konseling. Sebab hal ini
dianggap penting karen auntuk terlaksananya suatu komunikasi konsleing yang
dialogis dengan mengajak klien berpartisipasi secara aktif, selian dari
memahami karakter kalin, penguasan materi dan juga menguasai keterampilan
komunikasi sangat penting untuk jalannya komunikasi. Untuk itu setelah ini kita
akan membahas lebih rinci dan singkat apa itu keterampilan konseling.
1.
Penghampiran
Penghampiran (attending) merupakan keterampilan berkomunikasi melalui isyarat-isyarata verbal dan non verbal sehingga dapat menarik perhatian kepada pembicara pada tahap awal. Untuk itu penghampiran ini merupakan keterampilan dasar dalam setiap proses komunikasi yang bersifat dialogis. Hal ini biasanya dilakukan dengan sapaan yang biak dnegan nada yang baik, seperti : “assalamualaikum”, “selamat pagi” , dan lain sebagainya. Hal sepertyi itu dilakukan dnegan cara perkataan yang baik dan sop[an dengan bahasa tubuh yang baik seperti kontak mata, gerak badan dan lain-lain.
Dengan si klien akan merasa diterima dan merasa penting dan merasa dihargai berada di dekat seorang konselor. Keterampilan ini dapat dikebangkan melalui berbagai cara, seperti :
Penghampiran (attending) merupakan keterampilan berkomunikasi melalui isyarat-isyarata verbal dan non verbal sehingga dapat menarik perhatian kepada pembicara pada tahap awal. Untuk itu penghampiran ini merupakan keterampilan dasar dalam setiap proses komunikasi yang bersifat dialogis. Hal ini biasanya dilakukan dengan sapaan yang biak dnegan nada yang baik, seperti : “assalamualaikum”, “selamat pagi” , dan lain sebagainya. Hal sepertyi itu dilakukan dnegan cara perkataan yang baik dan sop[an dengan bahasa tubuh yang baik seperti kontak mata, gerak badan dan lain-lain.
Dengan si klien akan merasa diterima dan merasa penting dan merasa dihargai berada di dekat seorang konselor. Keterampilan ini dapat dikebangkan melalui berbagai cara, seperti :
a.
Ungakapan salam dan sapaan secara sopan
b.
Penampilan diri dnegan postur fisik yang meyakinkan
c.
Gerakan fisik yang disertai dnegan perhatian
d.
Pengakuan
e.
Memelihara kontak mata
f.
Mengamati dan meyimak dnegna penuh perhatian
2.
Empati
Empati adalah kesedian untuk memahami orang lain secara keseluruhan baik yang tampak maupun yang terkadung khususnya dalam aspek perasaan, pikiran, dan keinginan. Karen adnegna berempati kita dapat berusaha menempatkan diri kita sedekat mungkin dnegna orang lain. Dengan begitu kita dapat merasakan apa yang dirasakan dan bahkan kita dapat merasa aklau seandainya kita berada dalam situasi seperti tersebut. Keterampilan ini dapat dilakukan memberikan respon sebagai berikut:
Empati adalah kesedian untuk memahami orang lain secara keseluruhan baik yang tampak maupun yang terkadung khususnya dalam aspek perasaan, pikiran, dan keinginan. Karen adnegna berempati kita dapat berusaha menempatkan diri kita sedekat mungkin dnegna orang lain. Dengan begitu kita dapat merasakan apa yang dirasakan dan bahkan kita dapat merasa aklau seandainya kita berada dalam situasi seperti tersebut. Keterampilan ini dapat dilakukan memberikan respon sebagai berikut:
a.
Sikap menerima dan memahami ungkapan klien, sperti
gerak mata, anggukan.
b.
Memberikan perhatian yang mendalam terhadap ungkapan
lain
c.
Pernyataan yang mengambarkan ungkapa suasana perasaan.
Jadi jika sedih.
3.
Merangkumkan
Sebagai wujud dari penerimaan kita terhadap ungkapan maka keterampilan yang diperlukan adalah keterampialn mernagkum. Karena dalam berkomunikasi biasanya klien akan menyampaikannya secara panjang lebar. Untuk itu perlu kiranya kita sebgaai seorang konselor meramkumnya. Dan untuk dapat merangkum maka seorang konselor harus menyimak baik-baik apa yang dikatakan oleh kliennya dnegan baik kemudian membuat rangkuman. Dan untuk selanjutnya adalah menyampaikan sebagai respon konselor terhadap klien. Dengan demikian klien kana merasa diterima, dihargai, dan diakui dan pada gilirannya akan menunjang proses konseling.
Hal ini dapat dilakukan dnegn cara sebgaai berikut:
Sebagai wujud dari penerimaan kita terhadap ungkapan maka keterampilan yang diperlukan adalah keterampialn mernagkum. Karena dalam berkomunikasi biasanya klien akan menyampaikannya secara panjang lebar. Untuk itu perlu kiranya kita sebgaai seorang konselor meramkumnya. Dan untuk dapat merangkum maka seorang konselor harus menyimak baik-baik apa yang dikatakan oleh kliennya dnegan baik kemudian membuat rangkuman. Dan untuk selanjutnya adalah menyampaikan sebagai respon konselor terhadap klien. Dengan demikian klien kana merasa diterima, dihargai, dan diakui dan pada gilirannya akan menunjang proses konseling.
Hal ini dapat dilakukan dnegn cara sebgaai berikut:
a.
Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan
ungkapan secara lengkap
b.
Menunjukkan sikap pemberian perhatian dan menyimaknya
dnegna penuh perhatian.
c.
Membuat catatan-catatan seperlunya untuk merangkum
pembicaraan
d.
Pada akhirnya klien dapat menyampaikan ungkapan-ungkapan
konselor memberikan respon
4.
Bertanya
Keteampialn bertanya merupakan ketemapilan yang penting dan strategis dalam komunikasi konseling sebab dapat menentukan kelancaran proses konseling. Jika bertanya dilakukan dengan cara yang kurang tepat maka komunikasi tidak akan berjalan dnegan cara yang efektif. Dan juga sebaliknya. Pertanyaan yang baik dapat merangsang orang lain untuk lebih terbuka, keratif dan berkeinginan untuk berbagi informasi dan pengalaman. Keterampialn bertanya dapat diekbangkan dnegan memperhatikan bebrapa hal sebgaai berikut:
Keteampialn bertanya merupakan ketemapilan yang penting dan strategis dalam komunikasi konseling sebab dapat menentukan kelancaran proses konseling. Jika bertanya dilakukan dengan cara yang kurang tepat maka komunikasi tidak akan berjalan dnegan cara yang efektif. Dan juga sebaliknya. Pertanyaan yang baik dapat merangsang orang lain untuk lebih terbuka, keratif dan berkeinginan untuk berbagi informasi dan pengalaman. Keterampialn bertanya dapat diekbangkan dnegan memperhatikan bebrapa hal sebgaai berikut:
a.
Perhatikan suasan konseling dan kleinnya
b.
Kuasai materi yang berkaitan dnegna pertanyaan
c.
Ajukan pertanyaan dnegan cara yang jelas dan terarah
d.
Segera berikan respon balikan terhadap jawaban
balikan.
5.
Kejujuran
Konselor harus mampu menunjukkan kejujuran dari apa yang diuangkap sehingga data meberikan pesan secara objektif. Untuk itu seorang konselor harus mempu memberikan penyampaiaan secara terbuka tanpa manipulasi. Dengan keterampialn ini konselor dapat menyatakan perasaannya mengenai perasaan klien dengan cara sedemikian rupa sehingga klien dapat menerima tanpa ada rasa tersinggung. Dan keterampialn ini dapat membantu untuk berbagi perasaan terhadap apa yang dikatan atau dilakukan klien dan tetap menjaga hubungan dnegna klien. Respon yang biasa diberikan oleh seorang konselor dengan jujur adalah respon dnegan cara yang ikhlas dan jujur secara emosional dan secara langsung dapat menyatakan perasaan sendiri. Namun ada empat kondisi yang harus diperhatikan untuk mengemabngkan keterampilan kejujuran, seperti :
Konselor harus mampu menunjukkan kejujuran dari apa yang diuangkap sehingga data meberikan pesan secara objektif. Untuk itu seorang konselor harus mempu memberikan penyampaiaan secara terbuka tanpa manipulasi. Dengan keterampialn ini konselor dapat menyatakan perasaannya mengenai perasaan klien dengan cara sedemikian rupa sehingga klien dapat menerima tanpa ada rasa tersinggung. Dan keterampialn ini dapat membantu untuk berbagi perasaan terhadap apa yang dikatan atau dilakukan klien dan tetap menjaga hubungan dnegna klien. Respon yang biasa diberikan oleh seorang konselor dengan jujur adalah respon dnegan cara yang ikhlas dan jujur secara emosional dan secara langsung dapat menyatakan perasaan sendiri. Namun ada empat kondisi yang harus diperhatikan untuk mengemabngkan keterampilan kejujuran, seperti :
a.
Ungkapan perasaan yang sebenarnya
b.
Kejadian tertentu yang membuat perasaan itu
c.
Alasan mengapa berperasaan seperti itu
d.
Pengaruh perasaan itu terhapad kegiatan selajutnya
6.
Asertif
Asertif adalah suatu tindakan dalam membrikan respon terhadap tindakan orang lain dalam bentuk mempertahankan hak asasi sendiri yang mendasar tanpa melanggar hak asasi orang lain yang mendasar pula. Dalam berkomunikasi konsleing keterampilan ini sangat diperlukan dalam menerima respon kembali dnegn acra sedemikian hingga klien merasa hak asasinya tidak terganggu. Seperti menerima telepon dan lainnya. Katerampialm ini dapat dikebangkan dnegna cara yaitu ungkapan non verbal dan verbal. Dengan cara non verbal dilakukan dengan kontak mata yang baik, membagi waktu yang baik, penampilan yang tenag. Namun dnegna cara yang verbal seperti; ungkapan perasaan dan kepercayaan secraa jujur, dan menggunakan suara yang jelas dan meyenangkan.
Asertif adalah suatu tindakan dalam membrikan respon terhadap tindakan orang lain dalam bentuk mempertahankan hak asasi sendiri yang mendasar tanpa melanggar hak asasi orang lain yang mendasar pula. Dalam berkomunikasi konsleing keterampilan ini sangat diperlukan dalam menerima respon kembali dnegn acra sedemikian hingga klien merasa hak asasinya tidak terganggu. Seperti menerima telepon dan lainnya. Katerampialm ini dapat dikebangkan dnegna cara yaitu ungkapan non verbal dan verbal. Dengan cara non verbal dilakukan dengan kontak mata yang baik, membagi waktu yang baik, penampilan yang tenag. Namun dnegna cara yang verbal seperti; ungkapan perasaan dan kepercayaan secraa jujur, dan menggunakan suara yang jelas dan meyenangkan.
7.
Konfrontasi
Keterampilan ini digunakan untuk memberikan respon terhadap pesan seseorang yang mengadung pesan ganda yang tidak sesuai atau saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Dengan keterampialn ini kita daopat mengkonfontasikan dan merespon pesan ganda klien. Keterampilan ini merupakan cara konselor untuk membetulakn titik perbedaan atau pertentangan dalam situasi sebagai beriku ini :
Keterampilan ini digunakan untuk memberikan respon terhadap pesan seseorang yang mengadung pesan ganda yang tidak sesuai atau saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Dengan keterampialn ini kita daopat mengkonfontasikan dan merespon pesan ganda klien. Keterampilan ini merupakan cara konselor untuk membetulakn titik perbedaan atau pertentangan dalam situasi sebagai beriku ini :
a.
Perbedaan atara apa yang diucapakan dengan apa yang
dilakukan
b.
Perbedaan antara apa yang dikatakan oleh seseorang
dengan apa yang dilaporkan oleh orang lain
c.
Perbedaan atara apa yang dikatakan dengan apa yang nampak
8.
Pemecahan masalah
Hal ini
penting karena untuk membantu klien untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Dengan demikian pihak konseloer harus mengemabngkan suatu
mekanisme komunikasi yang memebrikan kesempatan pada klein menyatakan pendapat
dan sumbangan pemikiran, menjabarkan, dan emmilih alternative. Ada tujuh
tahapan yang harus dilalui dalam pemecahan masalah, seperti :
a.
Menjajaki masalah
b.
Memahami masalah
c.
Membatasi masalah
d.
Menjabarkan alternative
e.
Memilih alternative yang baik
f.
Menerapkan alternative
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi
dapat diartikan sebgaai suatu proses pemindahan informasi antara dua orang
manusia atau lebih dengan menggunakna symbol-simbol bersama. Komunikasi akan
lebih efektif apabila tercapai saling pemahaman yaiatu pesan yang disampaikan
dapat diterima dan dipahami oleh si penerima.
DAFTAR
PUSTAKA
Hari Setiawan. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya Gemilang Utama
Jalaliddin Rakhmat. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Moh. Surya. 2003. Psikologi konseling. Bandung : Pustaka bani Quraisy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar